ADMINISTRASI
KURIKULUM
Makalah
ini disusun untuk melengkapi tugas
Mata
Kuliah Administrasi Pendidikan
Semester IV/2014
yang diampu oleh
![]() |
Masyhuri, M.Pd
Disusun
oleh :
Hikmah Prihatini (1112017000034)
Nihla (1112017000035)
Hayatul
Millah (1112017000038)
Ulfia Endardini (11120170000)
Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2014
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Administrasi Kurikulum” dengan baik.
Makalah
ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Administrasi
Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Semester V. Tak lupa penulis
mengucapkan terimakasih kepada Bapak
M.Pd sebagai dosen pengampu yang telah membimbing penulis dalam menyusun
makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa
yang telah memberikan kontribusi baik
langsung maupun tidak langsung.
Dengan
selesainya tugas makalah ini, penulis berharap dapat memberikan pengetahuan
tambahan tentang “Administrasi Kurikulum”
dimasa yang akan datang dan juga sebagai bahan referensi bagi yang membutuhkan
informasi tentang “Administrasi Kurikulum”.
Dan
penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti kata
pepatah “Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
masukan berupa saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini dimasa yang akan datang.
Ciputat, 07 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB. I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang......................................................................................................... 1
B.
Pembatasan Masalah................................................................................................ 1
C.
Rumusan
Masalah.................................................................................................... 2
D.
Tujuan
Penulisan...................................................................................................... 2
BAB.
II PEMBAHASAN..................................................................................................... 4
A. Pengertian Administrasi Kurikulum.......................................................................... 4
B. Pendekatan-Pendekatan
dalam Administrasi Kurikulum...........................................
C. Kegiatan-Kegiatan
dalam Administrasi Kurikulum....................................................
BAB.
III PENUTUP........................................................................................................... 10
A.
Simpulan................................................................................................................ 10
B. Saran
..................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Tujuan
pendidikan Nasional di Indonesia tentu saja bersumber pada pandangan dan cara
hidup manusia Indonesia, yakni Pancasila. Sebagai implikasi dari nilai-nilai
filsafat pancasila yang dianut bangsa Indonesia, dicerminkan dalam rumusan
tujuan pendidikan nasional seperti terdapat dalam UU no. 20 tahun 2003, yaitu:
Pendidikan nasional Indonesia tahun 1945. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemapuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. (Pasal 2 dan 3)
Menurut Tyler (1946), Taba (1963)
Tanner dan Tanner (1984) menyatakan tuntunan masyarakat adalah salah satu dasar
dalam pengenbangan Kurikulum. Calhoun, Light, dan Keller (1997) memaparkan
tujuh fungsi sosial pendidikan, yaitu: (1) mengajar keterampilan, (2)
mentransmisikan budaya, (3) mendorong adaptasi lingkungan, (4) membentuk
kedisiplinan, (5) mendorong bekerja berkelompok, (6) meningkatkan perilaku
etik, dan (7) memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.
Tujuan pendidikan pada dasarnya
merupakan pada rumusan yang komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai.
Herbert Spencer dalam Nasution (1982) mengungkapkan lima kajian sebagai sumber
dalam merumuskan tujuan pendidikan, yaitu:
1. Self-Preservation,
yaitu individu harus dapat menjaga kelangsungan hidupnya dengan sehat, mencegah
penyakit, hidup secara teratur.
2. Securing the necssitties of life,
yaitu individu yang harus sanggup mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup
dengan melakukan suatu pekerjaan.
3. Reaning of family,
yaitu individu yang harus mampu menjadikan ibu atau bapak yang sanggup
bertanggung jawab atas pendidikan anaknya dan kesejahteraan keluarganya.
4. Enjoying proper social and
political relationships, yaitu individu harus sanggup
memanfaatkan waktu senggangnya dengan memilih kegiatan-kegiatan yang
menyenangkan dan menambah kenikmatan dan kegairahan hidup.
Kurikulum
sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam
seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di
dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan peserta didik, maka dalam
penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh
dan kuat.
Landasan
pengembangan kurikulum tidak hanya dipergunakan bagi para penyusun kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang
sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus
dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum (mikro) yaitu para guru, kepala sekolah,
pengawas pendidikan dan pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas
pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan
pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenis dan jenjang
pendidikan/persekolahan. Dengan posisinya yang penting tersebut, maka dalam
penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan,
dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi
tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan efisien.[1]
B. Pembatasan
Masalah
Dalam
makalah ini, batasan masalah yang akan di bahas penulis adalah sebagai berikut
:
1.
Pengertian
Administrasi Kurikulum
2.
Pendekatan-Pendekatan dalam Administrasi
Kurikulum
3.
Kegiatan-Kegiatan dalam Administrasi
Kurikulum
C. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang telah dirumuskan penulis adalah sebagai berikut :
1.
Apa Pengertian
Administrasi Kurikulum ?
2.
Apa saja Pendekatan-Pendekatan
dalam Administrasi Kurikulum ?
3.
Apa saja Kegiatan-Kegiatan dalam
Administrasi Kurikulum ?
4.
D. Tujuan
Penulisan
Tujuan
yang ingin dicapai penulis dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.
Mengetahui dan
memahami apa Pengertian Administrasi
Kurikulum
2.
Mengetahui dan
memahami apa saja Pendekatan-Pendekatan dalam Administrasi
Kurikulum
3.
Mengetahui dan memahami Apa saja
Kegiatan-Kegiatan dalam Administrasi Kurikulum
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Administrasi Kurikulum
Administrasi
kurikulum adalah administrasi yang ditujukan untuk keberhasilan kegiatan
belajar mengajar secara maksimal, dengan titik berat pada usaha meningkatkan
kualitas interaksi belajar mengajar tersebut. Ruang lingkup administrasi
kurikulum meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, serta penilaiannya.
Pengertian tentang istilah kurikulum sangat berbeda-beda. Orang awam
mengartikan kurikulum sebagai jadwal pelajaran. Dan itu memang benar, menurut
arti kurikulum dalam lingkup yang paling sempit. Sedikit lebih luas adalah
struktur program (baru akan dibicarakan dibelakang). Dalam pengertian ini
apabila ada penambahan mata pelajaran yang misalnya tahun sebelumnya belum
tercantum, orang sudah boleh mengatakanbahwa ada perubahan kurikulum.
Pengertian kurikulum dalam arti yang lebih luas lagi adalah menyangkut materi
pelajaran yang diberikan disekolah. Dalam pengertian yang sangat luas,
kurikulum meliputi semua program yang dilaksanakan oleh sekolah kepada
murid-murid selama mereka mengikuti pendidikan disekolah itu.
Dari
bermacam-macam pengertian kurikulum diatas, maka didalam pembicaraan menenai
administrasi kurikulum, pengertiannya mengambil yang luas, yaitu semua kegiatan
yang dirancang oleh sekolah bagi semua murid demi perkembangan mereka selama
mengikuti pendidikan disekolah tersebut. Kegiatan yang dimaksud dirancang
tersebut meliputi dua hal, yakni kegiatan intra kurikuler dan kegiatan ekstra
kurikuler. Kegiatan intra kurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam
jadwal bagi struktur program yang ditentukan secara nasional. Kegiatan ekstra
kurikuler adalah kegiatan tambahan, diluar struktur program yang pada umumnya
merupakan kegiatan pilihan.
1. Administrasi
dalam perencanaan kurikulum
Perencanaan kurikulum dilakukan
ditingkat pusat, di daerah maupun ditingkat sekolah. Untuk yang terakhir,
perencanaan ini mungkin dilkukan oleh kepala sekolah atau oleh tim yang
ditunjuk dan berlaku untuk seluruh sekolah, maupun yang dirancang oleh guru dan
digunakan oleh mereka sendiri.
a. Perncanaan
ditingkat pusat :
1)
Tujuan pendidikan meliputi
a) Tujuan
pendidikan nasional
b) Tujuan
institusional
c) Tujuan
kurikuler
d) Tujuan
instruksional umum (TIU)
2)
Bahan (materi) pelajaran yang
dikeluarkan dalam bentuk buku Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP), yang
merupakan inti dari buku kurikulum.
3)
Pedoman-pedoman sebagai pelengkap buku
GBPP, meliputi Buku I menjelaskan latar belakang, tujuan, fungsi, serta hal-hal
lain yang berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum secara umum, serta
pedoman-pedoman khusus yang terdiri dari :
a)
Buku IIIA : pedoman pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
b)
Buku IIIB : pedoman penilaian
c)
Buku IIIC : pedoman bimbingan dan penyuluhan
d)
Buku IIID : pedoman administrasi dan supervise pendidikan
4)
Struktur program.
Yang dimaksud dengan
struktur program adalah susunan bidang pelajaran yang harus dijadikan pedoman
pelaksanaan kurikulum disuatu jenis dan jenjang sekolah, yang termuat didalam
struktur program adalah :
1) Jenis-jenis
program pendidikan
2) Bidang
studi atau bidang pelajaran masing-masing program
3) Satuan
waktu pelaksanaan, yakni : semester
4) Alokasi
waktu untuk tiap-tiap bidang studi atau bidang pelajaran dalam seminggu
5) Jumlah
jam pelajaran per minggu untuk tiap tingkat.[2]
Berdasarkan struktur program ini
sekolah-sekolah dapat menyusun jadwal pelaksanaan pelajaran disesuaikan dengan
kondisi sekolah sepanjang tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
b. Perencanaan
Aspek Kurikulum di Tingkat Provinsi
Ada beberapa hal dari aspek kurikulum
ini yang menjadi tanggung jawab Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, antara lain : kalender akademik (kalender pendidikan), petunjuk
pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan, petunjuk pelaksanaan penilaian, (untuk
pelaksanaan ulangan umum, EBTA dan pengisian STTB), petunjuk pelaksanaan
penjurusan, dan lain sebagainya.
c. Perencanaan
Aspek Kurikulum di Sekolah
Pelaksanaan
kurikulum yang dilakukan di sekolah antara lain : penyusunan kalender akademik,
penyusunan jadwal pelajaran, pembagian tugas mengajar, penempatan murid
dikelas. Satu hal yang penting bagi sekolah kejuruan masih ada, yaitu
Penyusunan Buku Petunjuk Praktek (bengkel, shaop dan lapangan).
1) Penyusunan
kalender akademik
Didalam kalender
pendidikan dimuat antara lain :
1. Pendaftaran
murid baru
2. Seleksi
calon murid
3. Pendaftaran
kembali murid yang diterima
4. Kegiatan
hari pertama
5. Kegiatan
belajar mengajar
6. Kegiatan
evaluasi hasil belajar
7. Kenaikan
kelas
8. Liburan
9. Kegiatan-kegiatan
lain yang sifatnya non akademik seperti darmawisata, pertandingan olahraga, dan
lain-lain.
2) Penyusunan
jadwal pelajaran
Jadwal pelajaran adalah
urut-urutan penyajian mata pelajaran sebagai pedoman yang harus diikuti dalam
pelaksanaan pemberian pelajaran disetiap kelas. Jadwal pelajaran mempunyai
kemanfaatan bagi murid, guru, kepala sekolah, dan administrator sekolah.
a) Manfaat
bagi murid
1.
Murid tahu dengan pasti waktu-waktu
memperoleh sesuatu pelajaran sehingga dirumah dapat menyiapkan dirir dengan
memilih buku yang akan dibawa dan mempelajarinya.
2.
Murid tahu akan hak dan kewajibannya
untuk diajar oleh guru siapa dan harus bagaimana.
3.
Orangtua murid dapat mengontrol
bagaimana anaknya mengikuti pelajaran disekolah.
b) Manfaat
bagi guru
1. Sebalum
mulai bekerja guru sudah dapat menyiapkan diri mengenai materi yang akan
diajarkan, berapa hari dan jam berapa harus berdiri didepan kelas, buku-buka
apa yang harus ditelaah.
2. Ada
koordinasi kerja antara guru sehingga masing-masing guru tahu akan hak dan
kewajibannya dikelas, dan jam berapa harus masuk dan berada di sesuatu kelas.
3. Guru
tahu dengan pasti kapan tidak bertugas sehingga dapat menyiapkan rencana untuk
kegiatan-kegiatan lain.
c) Manfaat
bagi kepala sekolah
1. Jadwal
pelajaran yang disusun untuk satu sekolah dan dipasang dikantor Kepala Sekolah
akan memuadahkan pengawasan dan komunikasi lainnya.
2. Dapat
diketahui secara jelas berapa beban tugas masing-masing guru sebagai bahan
pertimbangan dalam memberikan tugas tambahan.
d) Manfaat
bagi administrator
1. Dengan
adanya jadwal pelajaran maka pegawai tata usaha dapat membantu menyiapkan alat
pelajaran atau peralatan apa saja yang akan digunakan, dikelas berapa, dan jam
berapa.
2. Apabila
ada ketidaklancaran pelaksanaan pelajaran (ada kelas yang kosong), pegawai tata
usaha dapat ikut membantu menanyakan kepada guru piket dan menghubungi guru
yang bersangkutan.
d. Pembagian
Tugas Guru
Dalam pembagian tugas guru, kepala sekolah
tidak boleh hanya “main perintah”, tetapi dilakukan melalui rapat dewan
guruatau melalui penawaran dalam pendekatan secara pribadi sebelum tahun ajaran
dimulai.
Hal-hal yang harus diingat dalam pembagian tugas
guru adalah :
1) Bidang
keahlian yang dimiliki oleh guru.
2) Formasi,
yaitu susunan jatah petugas sesuai dengan banyak dan jenis tugas yang harus
dipikul.
3) Beban
tugas guru menurut ketentuan dari pemerintah sebagai pegawai negeri, yaitu 24
jam per minggu.
4) Kemungkinan
adanya perangkat tugas mengajarkan mata pelajaran lain selain mata pelajaran
yang menjadi tanggung jawab karena keahliannya.
5) Masa
kerja dan pengalamn belajar dalam bidang pelajaran yang ditekuni oleh
masing-masing guru.
e. Penempatan Murid
Pengaturan
murid menurut kelasnya sebaiknya sudah dilakukan sebelum tahun ajaran baru
dimulai. Untuk murid kelas satu yang baru masuk, sebaiknya penempatannya ke
kelas-kelas tertentu dilakukan bersamaan waktu dengan waktu pendaftaran
kembali. Hal ini mempermudah murid baru pada hari pertama masuk sekolah. Oleh
karena kemampuan murid baru belum dikenal, maka yang dipakai sebagai bahan
pertimbangan dalam penempatan ke kelas antara lain : jenis kelamin, asal
sekolah (jika mugkin), latar belakang orang tua atau wali.
f.
Penyusunan Petunjuk
Praktek
Di dalam buku Petunjuk
Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan II, terdapat bagian yang
memuat petunjuk Penyusunana Lembar Kerja/Petunjuk Praktek. Petunjuk Praktek
yang diserahkan pengembangannya kepada guru ini tidak harus seluruhnya
dikembangkan oleh guru sendiri. Dalam Petunjuk Penyusunana Lembar
Kerja/Petunjuk Praktek disebutkan bahwa pengembangan buku Petunjuk Praktek
dapat :
1)
Disusun sendiri oleh guru yang
bersangkutan, atau
2)
Disusun oleh Tim khusus yang terdiri
dari guru-guru(secara perwakilan atau tunjukan) dari BLPT.
g. Petunjuk
Praktek Kerja Nyata
Praktek Kerja Nyata
sudah tertera didalam Kurikulum tahun 1976 dan 1977. Pengaturan pelaksanaannya
harus mengingat beberapa hal, seperti : struktur program kurikulum, kalender
pendidikan, kesedianaan lembaga atau dunia usaha untuk menerima banyaknya murid
yang aakan praktek, dan situasi dan kondisi setempat.
Didalam Buku Pedoman
Kurikulum tahun 1984 disebutkan bahwa tujuan kegiatan Praktek Kerja Nyata
antara lain adalah :
1) Membekali
siswa dengan pengalaman yang sebenarnya dalam dunia kerja sebagai persiapan
guna penyesaian diri dalam dunia kerja dan masyarakat.
2) Memantapkan
keterampilan siswa yang diperoleh dari latihan praktek di sekolah.
3) Memantapkan disiplin dan tanggung jawab siswa
di dalam melaksanakan tugas.
4) Meluaskan
pandangan siswa terhadap jenis-jenis kerja yang ada dibidang yang
bersangkutan/tempat praktek, dengan segala persyaratan.
5) Mendorong
siswa untuk berjiwa wiraswasta dan makarya.
B.
Pendekatan-Pendekatan
dalam Administrasi Kurikulum
Ada
tiga ketegori pendekatan yang diterapkan dalam administrasi pendidikan , yaitu
: 1) pendekatan produktif, demokrasi, dan humanistik 2) pedekatan sistematik
(klasik), romantik dan modern 3) pendekatan direktif, In Secvice, dan
sistematik. Ketiga kategori ini, masing-masing mempunyai ciri-ciri khas dan
mempunyai implikasu tertentu terhadap kurikulum.
1.
Pendekatan
Produktif, Demokrasi, dan Humanistik
Ketiga pendekatan ini
yakni pendekatan proyduktif, demokrasi, dan humanistik banyak digunakan dalam
bidang Perencanaan Pendidikan (Education Planning),
baik pada tingkat makro, struktural, mikro, dan individual.
a.
Pendekatan
Produktif
Pendekatan
ini dilandasi oleh pemikiran dalam bidang ekonomi dalam rangka menigkatkan
produktivitas. Untuk itu diperlukan manusia-manusia yang mampu memproduksi barang-barang
kebutuhan masyarakat.
Ciri-ciri
pendekatan produktif, ialah :
1) Berorientasi
pada kepentingan produksi sesuai dengan tuntutan indstri
2) Bertujuan
membentuk tenaga kerja yang mampu bekerja dalam bidang industri, dimana mesin
menjadi alat utama.
3) Menguatkan
pendidikan keterampilan yang bersifat produktif
Impikasi
terhadap kurikulum
Kurikulum disusun sedemikian rupa untuk membentuk
manusia yang terampil dan produktif. Para lulusan dituntut agar dapat bekerja
sebagai manusia terlatih, dan oleh karenanya pendidikan dititikberatkan pada
pendidikan vokasional, sedangkan pendidikan umum diabaikan.kelemahan lainnya
ialah nilai-nilai manusia dan kultural diabaikan, dan sistem pendidikan
cenderung bersifat otokratis.
b.
Pendekatan
Demokratis
Pendekatan ini dilandasi oleh
pemikiran yang bersifat politis. Kritik yang dilemparkan oleh pendekatan ini
terhadap pendekatan-pendekatan sebelumnya ialah bahwa pendekatan produktif
terlalu mengekang anak. Yang penting anak harus diberi kebebasan untuk
berkembang dan mampu berpikir inteligen dalam kehidupan masyarakat.
Ciri-ciri pendekatan demokratis,
ialah :
1)
Berorientasi pada kehidupan demokrasi,
yang mengutamakan prinsip kebebasan bagi setiap orang.
2)
Pendekatan bertujuan mempersiapkan warga
negara yang cerdas (intelegen) dan berkepribadian, yang mampu berpartisipasi
dalam kehidupan masyarakat.
3)
Pendidikan berinteligensi berguna bagi
anak, baik sebagai manusia maupun untuk kepribadiannya sebagai warga
masyarakat.
4)
Nilai-nilai manusia, kultural dan
kepentingan produktivitas mendapat perhatian yang seimbang.
5)
Setiap anak mendapat kesempatan yang
sama untuk berkembang sesuai dengan emampuannya masing-masing.
6)
Demokrasi yang berlaku disekolah-sekolah
kita adalah demokrasi berlandaskan Pancasila.
Implikasi Terhadap Kurikulum
Kurikulum
disusun dengan maksud mengembangkan manusia-manusia demokratis yang
menitikberatkan pada pengembangan intelegensia
dan kepribadian. Program pendidikan
meliputi pendidikan umum (pengembangan inteligensi dan kepribadian) dan
pendidikan vokasional(pengembangan profesi). Metode yang digunakan adalah
profesi kelompok, pemecahan masalah (problem
solvingI) dan discovery.
Pendekatan ini merupakan kombinasi antara pendekatan produktif dan humanistik.
c.
Pendekatan
Humanistik
Pendekatan
humanistik menitikberatkan pada nilai-nilai manusiawi, dan nilai-nilai kultural
pada pendidikan. Kepribadian manusia yang sesuai dengan nilai-nilai masyarakat
dan kultural adalah diatas seglanya.
Ciri-ciri
pendidikan humanistik
1) Berorientasi
pada kultural, sistem nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
2) Pendidikan
terutama menekankan pada pembentukan kepribadian yang bauk.
3) Menilai
manusia yang pada dasarnya, adalah baik dan oleh karenanya perlu diberi
lingkungan yang baik untuk mempertahankan nilai nilai manusiawinya.
4) Sekolah
sangat dipengaruhi, bahkan ditentukan oleh suasana masyarakat sekitarnya,
bahkan merupakan cerminnya masyarakat.
Implikasi
terhadap kurikulum
Karena tujuan utama
adalah pembentukan manusia berkepribadian yang sesuai dengan nilai nilai dan
norma, masyarakat, maka program pendidikan umum, mendapat prioritas dalam
kurikulum. Dalam hubungan ini metode ekspositori dan memainkan peranan lebih
banyak digunakan dibandingkan dengan sistem penyampaian lainya. Salah satu
kelemahan dari pendidikan humanistik adalah kurang memperhatikan pendidikan
keterampilan kerja.
2.
Pendekatan
sistematik, Romantik dan modern
Ketiga
model pendekatan tersebut dipergunakan dalam pengembangan kurikulum.
a.
Pendekatan
sistematik (Klasik)
Pendekatan
ini berpijak pada asumsi bahwa siswa adalah instrumen yang pasif, mampu belajar
dan menerima pengarahan, tetapi belum matang memulai kegiatan-kegiatan yang
bermakna. Karena siswa dianggap sebagai benda yang pasif, maka peranan guru
sangat menonjol, bahkan sangat menentukan bagi siswa. Sesuai dengan pendekatan
ini, guru berperan sebagai otokrat yang berusaha merealisasikan tujuan dengan
cara memotivasi, mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa hanya dengan
berbicara.
Ciri-ciri
pendekata ini adalah sebagai berikut :
1.
Pengajaran berlangsung secara klasikal
2.
Kepemimpinan kelas bersifat otokratis
3.
Guru bersifat konservatif
4.
Pengajaran menitikberatkan pada mata
pelajaran
5.
Guru mendominasi kelas
6.
Guru menggunakan alat bantu/ peraga
7.
Guru yang paling aktif
8.
Pengajaran berorientasi pada tugas
Implikasi terhadap kurikulum
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, jelaslah
bahwa kurikulum tersusun dari sejumah mata pelajaran, kemudian dianalisis
menjadi bagian-bagian, dipresentasikan menjadi topik-topik yang teerlepas satu
dengan lainnya. Berdasarkan topik-topik tersebut diidentifikaikan tujuan-tujuan
tingkah laku. Kemudian topik-topik itu disusun dalam urutan cara mengajar yang
dianggap terbaik yang dilaksanakan dalam kelas, serta menilai keberhasilan
siswa.
Dalam kurikulum ini tercermin
sifat/sikap/perilaku guru yang otokratif, konservatif, dominasi, disiplin
ketat, statis, persaingan siswa.
b.
Pendekatan
Romantik
Pendekatan
ini berpijak pada asumsi, bahwa parsiswa datang ke sekolah sudah memiliki bekal
berupa sikap-sikap, nilai-nilai dan cita-cita bahwa mereka harus dimotivasi ke
arh cita-cita yang mendorong mereka berpartisipasi dan bahwa ada kesejajaran
antara cita-cita pribadi dan cita-cita masyarakat.
Pendekatan
ini sebenarnya merupakan reaksi terhadap pendekatan klasik. Menurut pendekatan
romantik, pendidikan yang berbentuk tradisional hanya merealisasikan sebagian
saja dari potensi anak. Pendkatan ini berpusat pada siswa.
Ciri-ciri
pendekatan romantik adalah :
1. Belajar
secara indiidual
2. Menekankan
pada metode
3. Pengajaran
berpusat pada anak
4. Menggunakan
discovery learning
5. Siswa
bersikap reaktif
6. Melaksanakan
kerjasama
7. Anak
diarahkan oleh dirinya sendiri
8. Kebebasan
perorangan
Implikasi
terhadap kurikulum
Kurikulum sepenuhnya
disusun berdasarkan kebutuhan, minat dan masalah-masalah yang dihadapi oleh
siswa. Para siswa bebas memilih program yang yang sesuai dengan minat dan
keinginannya.
c.
Pendekatan
Modern
Pendekatan
modern merupakan kombinasi antara kedua pendekatan sebelumnya. Semua anak
adalah pembuat keputuan dan para pemecah masalah. Proses dipandang sebagai
sentral untuk menjelaskan tingkah laku. Masalah merupakan kunci dimana proses
dimulai, karena itu pula cara penyelesaian masalah pun berbeda satu sama lain.
Semua metode, prosedur dan sumber dapat dipergunakan dan masing-masing
mempunyai peranannya.
Ciri-ciri
pendekatan modern, adalah :
1.
Pengelompokkan para siswa secara
fleksibel
2.
Semua siswa dituntut agar berpartisipasi
secara aktif dalam proses belajar
3.
Suasana kelas berlangsung dalam suasana
liberal
4.
Mengutamakan pada proses belajar
5.
Kegiatan belajar pada inquiry
6.
Mempergunakan semua sumber belajar yang
mungkin
7.
Menitikberatkan pada belajar pengalaman,
bukan pada isi pelajaran atau metode mengajar
8.
Semua siswa didik agar kreatif
9.
Anak bersikap transaktif (saling aksi
dan mereaksi)
10. Siswa
dihadapkan pada tingkat probabilitas/ kemungkinan yang menuntut pilihan
11. Hubungan
dikalangan siswa terarah pada pertumbuhan/ perkembangan, dimana persaingan
antara kelompok dan kerja kelompok dapat dilaksanakan
12. Menekankan
pada tanggung jawab
13. Siswa
bekerja sama dengan rekan dan gurunya
Implikasi
terhadap kurikulum
Dewasa ini pendekatan
modern landasan utama dalam pengembangan kurikulum untuk menyalurkan
tuntutan-tuntutan ini, maka organisasi kurikulum disusun berdasarkan pola
general special interest eduction. Bentuk kurikulum yang serasi dengan pola
tersebut adalah kurikulum terintegrasi yang diimplementasikan ke dalam sistem
pengajaran. Para siswa bukan saja dikembangkan sebagai suatu kepribadian yang
bulat, akan tetapi juga dipersiapkan sebagai pribadi yang mampu bekerja di
masyarakat. Selain itu, pendekatan modern memungkinkan kerjasama antara sekolah
dan masyarakat.
3.
Pendekatan
Direktif, In Service dan Sistem
Pendekatan
direktif adalah pendekatan yang di tentukan oleh atasan, sedangkan para guru
hanya menerima perintah. Para guru tidak pernah dipersiapkan untuk melaksanakan
kebijakan itu sebelumnya. Pendekatan In service lebih menekankan pada
pengembangan staf sebagai langkah permulaan dalam perbaikan kurikulum.
Pendekatan sistem adalah usaha yang dilakukan secara terpadu. Sistem adalah suatu keseluruhan, dimana
didalamya terdapat berbagai komponen yang satu sama lain saling berinteraksi,
berinterrelai dan berinterdepedensi, baik antara komponen-komponen maupun
antara komponen dan keseluruhan.
No.
|
Pendekatan
|
Tujuan,
Isi, Pola
|
1.
|
Produktif
|
Mempersiapkan
tenaga yang berketerampilan produktif
|
2.
|
Demokrasi
|
Memperiapkan
tenaga yang berkepribadian
|
3.
|
Humanistik
|
Mempersiapkan
lulusan yang memiliki kepribadian sesuai dengan system nilai dan kebudayaan
masyarakat
|
4.
|
Sistematika/Klasifikasi
|
Mempersiapkan
lulusan menguasai pengetahuan dalam mata pelajaran
|
5.
|
Romantik
|
Mempersiapkan
lulusan sesuai dengan romantika manusiawi
|
6.
|
Modern
|
Mempersiapkan
lulusan yang mampu hidup dalam masyarakat yang dinamis
|
7.
|
Direktif
|
Mempersiapkan
lulusan yang sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telahh ditetapkan
oleh pemerintah pusat
|
8.
|
In
Service / Pengembangan Staf
|
Mempersiapkan
lulusan dengan cara terlebih dulu mengembangkan staf pengajar
|
9.
|
Studi
Kelompok
|
Mempersiapkan
lulusan melalui kurikulum yang disusun berdasarkan pemikiran ilmuwan
|
10
|
Sistem
Pendidikan
|
Mempersiapkan
lulusan dengan mempertimbangkan semua komponen pendidikan
|
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan yang telah dijabarkan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat
penulis berikan adalah sebagai berikut:
1.
Pembaca
diharapkan mengetahui dan memahami
2.
Pembaca
diharapkan mengetahui dan memahami
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar