Senin, 17 Agustus 2015

ADMINISTRASI KURIKULUM



ADMINISTRASI KURIKULUM
Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas
Mata Kuliah Administrasi Pendidikan
Semester IV/2014
yang diampu oleh


Description: E:\Logo_UIN_Syarif_Hidayatullah_Jakarta.jpg

Masyhuri, M.Pd
Disusun oleh :
Hikmah Prihatini      (1112017000034)
Nihla                           (1112017000035)
                                                   Hayatul Millah           (1112017000038)
Ulfia Endardini         (11120170000)

Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri  Syarif Hidayatullah Jakarta
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Administrasi Kurikulum” dengan baik.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah Administrasi Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Semester V. Tak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak  M.Pd sebagai dosen pengampu yang telah membimbing penulis dalam menyusun makalah ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang  telah memberikan kontribusi baik langsung maupun tidak langsung.
Dengan selesainya tugas makalah ini, penulis berharap dapat memberikan pengetahuan tambahan tentang “Administrasi Kurikulum” dimasa yang akan datang dan juga sebagai bahan referensi bagi yang membutuhkan informasi tentang “Administrasi Kurikulum”.
Dan penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Seperti kata pepatah “Tak Ada Gading yang Tak Retak”. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan berupa saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah  ini dimasa yang akan datang.

Ciputat, 07 November 2014

Penulis




DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii
BAB. I PENDAHULUAN.................................................................................................... 1
A.    Latar Belakang......................................................................................................... 1
B.     Pembatasan Masalah................................................................................................ 1
C.     Rumusan Masalah.................................................................................................... 2
D.    Tujuan Penulisan...................................................................................................... 2
BAB. II PEMBAHASAN..................................................................................................... 4
A.  Pengertian Administrasi Kurikulum.......................................................................... 4
B.  Pendekatan-Pendekatan dalam Administrasi Kurikulum...........................................
C.  Kegiatan-Kegiatan dalam Administrasi Kurikulum....................................................
BAB. III PENUTUP........................................................................................................... 10
A.    Simpulan................................................................................................................ 10
B.     Saran ..................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tujuan pendidikan Nasional di Indonesia tentu saja bersumber pada pandangan dan cara hidup manusia Indonesia, yakni Pancasila. Sebagai implikasi dari nilai-nilai filsafat pancasila yang dianut bangsa Indonesia, dicerminkan dalam rumusan tujuan pendidikan nasional seperti terdapat dalam UU no. 20 tahun 2003, yaitu: Pendidikan nasional Indonesia tahun 1945. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemapuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (Pasal 2 dan 3)
            Menurut Tyler (1946), Taba (1963) Tanner dan Tanner (1984) menyatakan tuntunan masyarakat adalah salah satu dasar dalam pengenbangan Kurikulum. Calhoun, Light, dan Keller (1997) memaparkan tujuh fungsi sosial pendidikan, yaitu: (1) mengajar keterampilan, (2) mentransmisikan budaya, (3) mendorong adaptasi lingkungan, (4) membentuk kedisiplinan, (5) mendorong bekerja berkelompok, (6) meningkatkan perilaku etik, dan (7) memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi.
            Tujuan pendidikan pada dasarnya merupakan pada rumusan yang komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai. Herbert Spencer dalam Nasution (1982) mengungkapkan lima kajian sebagai sumber dalam merumuskan tujuan pendidikan, yaitu:
1.    Self-Preservation, yaitu individu harus dapat menjaga kelangsungan hidupnya dengan sehat, mencegah penyakit, hidup secara teratur.
2.    Securing the necssitties of life, yaitu individu yang harus sanggup mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan hidup dengan melakukan suatu pekerjaan.
3.    Reaning of family, yaitu individu yang harus mampu menjadikan ibu atau bapak yang sanggup bertanggung jawab atas pendidikan anaknya dan kesejahteraan keluarganya.
4.    Enjoying proper social and political relationships, yaitu individu harus sanggup memanfaatkan waktu senggangnya dengan memilih kegiatan-kegiatan yang menyenangkan dan menambah kenikmatan dan kegairahan hidup.

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan perkembangan kehidupan peserta didik, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.
Landasan pengembangan kurikulum tidak hanya dipergunakan bagi para penyusun kurikulum (makro) atau kurikulum tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum (mikro) yaitu para guru, kepala sekolah, pengawas pendidikan dan pihak-pihak lain yang terkait dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap jenis dan jenjang pendidikan/persekolahan. Dengan posisinya yang penting tersebut, maka dalam penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa dilakukan secara sembarangan, dalam melakukan proses penyelenggaraan pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan pembelajaran secara efektif dan efisien.[1]

B.     Pembatasan Masalah
Dalam makalah ini, batasan masalah yang akan di bahas penulis adalah sebagai berikut :
1.            Pengertian Administrasi Kurikulum
2.            Pendekatan-Pendekatan dalam Administrasi Kurikulum
3.            Kegiatan-Kegiatan dalam Administrasi Kurikulum
C.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dirumuskan penulis adalah sebagai berikut :
1.            Apa Pengertian Administrasi Kurikulum ?
2.            Apa saja Pendekatan-Pendekatan dalam Administrasi Kurikulum ?
3.            Apa saja Kegiatan-Kegiatan dalam Administrasi Kurikulum ?
4.             

D.    Tujuan Penulisan
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui dan memahami apa  Pengertian Administrasi Kurikulum
2.      Mengetahui dan memahami apa saja Pendekatan-Pendekatan dalam Administrasi Kurikulum
3.      Mengetahui dan memahami Apa saja Kegiatan-Kegiatan dalam Administrasi Kurikulum










BAB II
PEMBAHASAN
A.      Pengertian Administrasi Kurikulum
Administrasi kurikulum adalah administrasi yang ditujukan untuk keberhasilan kegiatan belajar mengajar secara maksimal, dengan titik berat pada usaha meningkatkan kualitas interaksi belajar mengajar tersebut. Ruang lingkup administrasi kurikulum meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, serta penilaiannya. Pengertian tentang istilah kurikulum sangat berbeda-beda. Orang awam mengartikan kurikulum sebagai jadwal pelajaran. Dan itu memang benar, menurut arti kurikulum dalam lingkup yang paling sempit. Sedikit lebih luas adalah struktur program (baru akan dibicarakan dibelakang). Dalam pengertian ini apabila ada penambahan mata pelajaran yang misalnya tahun sebelumnya belum tercantum, orang sudah boleh mengatakanbahwa ada perubahan kurikulum. Pengertian kurikulum dalam arti yang lebih luas lagi adalah menyangkut materi pelajaran yang diberikan disekolah. Dalam pengertian yang sangat luas, kurikulum meliputi semua program yang dilaksanakan oleh sekolah kepada murid-murid selama mereka mengikuti pendidikan disekolah itu.
Dari bermacam-macam pengertian kurikulum diatas, maka didalam pembicaraan menenai administrasi kurikulum, pengertiannya mengambil yang luas, yaitu semua kegiatan yang dirancang oleh sekolah bagi semua murid demi perkembangan mereka selama mengikuti pendidikan disekolah tersebut. Kegiatan yang dimaksud dirancang tersebut meliputi dua hal, yakni kegiatan intra kurikuler dan kegiatan ekstra kurikuler. Kegiatan intra kurikuler adalah kegiatan yang dilaksanakan dalam jadwal bagi struktur program yang ditentukan secara nasional. Kegiatan ekstra kurikuler adalah kegiatan tambahan, diluar struktur program yang pada umumnya merupakan kegiatan pilihan.


1.      Administrasi dalam perencanaan kurikulum
Perencanaan kurikulum dilakukan ditingkat pusat, di daerah maupun ditingkat sekolah. Untuk yang terakhir, perencanaan ini mungkin dilkukan oleh kepala sekolah atau oleh tim yang ditunjuk dan berlaku untuk seluruh sekolah, maupun yang dirancang oleh guru dan digunakan oleh mereka sendiri.
a.      Perncanaan ditingkat pusat :
1)      Tujuan pendidikan meliputi
a)      Tujuan pendidikan nasional
b)      Tujuan institusional
c)      Tujuan kurikuler
d)     Tujuan instruksional umum (TIU)
2)      Bahan (materi) pelajaran yang dikeluarkan dalam bentuk buku Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP), yang merupakan inti dari buku kurikulum.
3)      Pedoman-pedoman sebagai pelengkap buku GBPP, meliputi Buku I menjelaskan latar belakang, tujuan, fungsi, serta hal-hal lain yang berkenaan dengan pelaksanaan kurikulum secara umum, serta pedoman-pedoman khusus yang terdiri dari :
a)      Buku IIIA             : pedoman pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
b)      Buku IIIB             : pedoman penilaian
c)      Buku IIIC             : pedoman bimbingan dan penyuluhan
d)     Buku IIID             : pedoman administrasi dan supervise pendidikan
4)      Struktur program.
Yang dimaksud dengan struktur program adalah susunan bidang pelajaran yang harus dijadikan pedoman pelaksanaan kurikulum disuatu jenis dan jenjang sekolah, yang termuat didalam struktur program adalah :
1)      Jenis-jenis program pendidikan
2)      Bidang studi atau bidang pelajaran masing-masing program
3)      Satuan waktu pelaksanaan, yakni : semester
4)      Alokasi waktu untuk tiap-tiap bidang studi atau bidang pelajaran dalam seminggu
5)      Jumlah jam pelajaran per minggu untuk tiap tingkat.[2]
Berdasarkan struktur program ini sekolah-sekolah dapat menyusun jadwal pelaksanaan pelajaran disesuaikan dengan kondisi sekolah sepanjang tidak menyimpang dari ketentuan yang berlaku.
b.      Perencanaan Aspek Kurikulum di Tingkat Provinsi
Ada beberapa hal dari aspek kurikulum ini yang menjadi tanggung jawab Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, antara lain : kalender akademik (kalender pendidikan), petunjuk pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan, petunjuk pelaksanaan penilaian, (untuk pelaksanaan ulangan umum, EBTA dan pengisian STTB), petunjuk pelaksanaan penjurusan, dan lain sebagainya.
c.       Perencanaan Aspek Kurikulum di Sekolah
Pelaksanaan kurikulum yang dilakukan di sekolah antara lain : penyusunan kalender akademik, penyusunan jadwal pelajaran, pembagian tugas mengajar, penempatan murid dikelas. Satu hal yang penting bagi sekolah kejuruan masih ada, yaitu Penyusunan Buku Petunjuk Praktek (bengkel, shaop dan lapangan).
1)      Penyusunan kalender akademik
Didalam kalender pendidikan dimuat antara lain :
1.      Pendaftaran murid baru
2.      Seleksi calon murid
3.      Pendaftaran kembali murid yang diterima
4.      Kegiatan hari pertama
5.      Kegiatan belajar mengajar
6.      Kegiatan evaluasi hasil belajar
7.      Kenaikan kelas
8.      Liburan
9.      Kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya non akademik seperti darmawisata, pertandingan olahraga, dan lain-lain.
2)      Penyusunan jadwal pelajaran
Jadwal pelajaran adalah urut-urutan penyajian mata pelajaran sebagai pedoman yang harus diikuti dalam pelaksanaan pemberian pelajaran disetiap kelas. Jadwal pelajaran mempunyai kemanfaatan bagi murid, guru, kepala sekolah, dan administrator sekolah.
a)      Manfaat bagi murid
1.      Murid tahu dengan pasti waktu-waktu memperoleh sesuatu pelajaran sehingga dirumah dapat menyiapkan dirir dengan memilih buku yang akan dibawa dan mempelajarinya.
2.      Murid tahu akan hak dan kewajibannya untuk diajar oleh guru siapa dan harus bagaimana.
3.      Orangtua murid dapat mengontrol bagaimana anaknya mengikuti pelajaran disekolah.
b)      Manfaat bagi guru
1.      Sebalum mulai bekerja guru sudah dapat menyiapkan diri mengenai materi yang akan diajarkan, berapa hari dan jam berapa harus berdiri didepan kelas, buku-buka apa yang harus ditelaah.
2.      Ada koordinasi kerja antara guru sehingga masing-masing guru tahu akan hak dan kewajibannya dikelas, dan jam berapa harus masuk dan berada di sesuatu kelas.
3.      Guru tahu dengan pasti kapan tidak bertugas sehingga dapat menyiapkan rencana untuk kegiatan-kegiatan lain.
c)      Manfaat bagi kepala sekolah
1.      Jadwal pelajaran yang disusun untuk satu sekolah dan dipasang dikantor Kepala Sekolah akan memuadahkan pengawasan dan komunikasi lainnya.
2.      Dapat diketahui secara jelas berapa beban tugas masing-masing guru sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan tugas tambahan.
d)      Manfaat bagi administrator
1.      Dengan adanya jadwal pelajaran maka pegawai tata usaha dapat membantu menyiapkan alat pelajaran atau peralatan apa saja yang akan digunakan, dikelas berapa, dan jam berapa.
2.      Apabila ada ketidaklancaran pelaksanaan pelajaran (ada kelas yang kosong), pegawai tata usaha dapat ikut membantu menanyakan kepada guru piket dan menghubungi guru yang bersangkutan.
d.      Pembagian Tugas Guru
      Dalam pembagian tugas guru, kepala sekolah tidak boleh hanya “main perintah”, tetapi dilakukan melalui rapat dewan guruatau melalui penawaran dalam pendekatan secara pribadi sebelum tahun ajaran dimulai.
Hal-hal yang harus diingat dalam pembagian tugas guru adalah :
1)      Bidang keahlian yang dimiliki oleh guru.
2)      Formasi, yaitu susunan jatah petugas sesuai dengan banyak dan jenis tugas yang harus dipikul.
3)      Beban tugas guru menurut ketentuan dari pemerintah sebagai pegawai negeri, yaitu 24 jam per minggu.
4)      Kemungkinan adanya perangkat tugas mengajarkan mata pelajaran lain selain mata pelajaran yang menjadi tanggung jawab karena keahliannya.
5)      Masa kerja dan pengalamn belajar dalam bidang pelajaran yang ditekuni oleh masing-masing guru.
e.        Penempatan Murid
Pengaturan murid menurut kelasnya sebaiknya sudah dilakukan sebelum tahun ajaran baru dimulai. Untuk murid kelas satu yang baru masuk, sebaiknya penempatannya ke kelas-kelas tertentu dilakukan bersamaan waktu dengan waktu pendaftaran kembali. Hal ini mempermudah murid baru pada hari pertama masuk sekolah. Oleh karena kemampuan murid baru belum dikenal, maka yang dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam penempatan ke kelas antara lain : jenis kelamin, asal sekolah (jika mugkin), latar belakang orang tua atau wali.
f.        Penyusunan Petunjuk Praktek
Di dalam buku Petunjuk Pelaksanaan Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan II, terdapat bagian yang memuat petunjuk Penyusunana Lembar Kerja/Petunjuk Praktek. Petunjuk Praktek yang diserahkan pengembangannya kepada guru ini tidak harus seluruhnya dikembangkan oleh guru sendiri. Dalam Petunjuk Penyusunana Lembar Kerja/Petunjuk Praktek disebutkan bahwa pengembangan buku Petunjuk Praktek dapat :
1)      Disusun sendiri oleh guru yang bersangkutan, atau
2)      Disusun oleh Tim khusus yang terdiri dari guru-guru(secara perwakilan atau tunjukan) dari BLPT.
g.      Petunjuk Praktek Kerja Nyata
Praktek Kerja Nyata sudah tertera didalam Kurikulum tahun 1976 dan 1977. Pengaturan pelaksanaannya harus mengingat beberapa hal, seperti : struktur program kurikulum, kalender pendidikan, kesedianaan lembaga atau dunia usaha untuk menerima banyaknya murid yang aakan praktek, dan situasi dan kondisi setempat.
Didalam Buku Pedoman Kurikulum tahun 1984 disebutkan bahwa tujuan kegiatan Praktek Kerja Nyata antara lain adalah :
1)      Membekali siswa dengan pengalaman yang sebenarnya dalam dunia kerja sebagai persiapan guna penyesaian diri dalam dunia kerja dan masyarakat.
2)      Memantapkan keterampilan siswa yang diperoleh dari latihan praktek di sekolah.
3)       Memantapkan disiplin dan tanggung jawab siswa di dalam melaksanakan tugas.
4)      Meluaskan pandangan siswa terhadap jenis-jenis kerja yang ada dibidang yang bersangkutan/tempat praktek, dengan segala persyaratan.
5)      Mendorong siswa untuk berjiwa wiraswasta dan makarya.
B.       Pendekatan-Pendekatan dalam Administrasi Kurikulum
Ada tiga ketegori pendekatan yang diterapkan dalam administrasi pendidikan , yaitu : 1) pendekatan produktif, demokrasi, dan humanistik 2) pedekatan sistematik (klasik), romantik dan modern 3) pendekatan direktif, In Secvice, dan sistematik. Ketiga kategori ini, masing-masing mempunyai ciri-ciri khas dan mempunyai implikasu tertentu terhadap kurikulum.
1.        Pendekatan Produktif, Demokrasi, dan Humanistik
Ketiga pendekatan ini yakni pendekatan proyduktif, demokrasi, dan humanistik banyak digunakan dalam bidang Perencanaan Pendidikan (Education Planning), baik pada tingkat makro, struktural, mikro, dan individual.
a.         Pendekatan Produktif
Pendekatan ini dilandasi oleh pemikiran dalam bidang ekonomi dalam rangka menigkatkan produktivitas. Untuk itu diperlukan manusia-manusia yang mampu memproduksi barang-barang kebutuhan masyarakat.
Ciri-ciri pendekatan produktif, ialah :
1)      Berorientasi pada kepentingan produksi sesuai dengan tuntutan indstri
2)      Bertujuan membentuk tenaga kerja yang mampu bekerja dalam bidang industri, dimana mesin menjadi alat utama.
3)      Menguatkan pendidikan keterampilan yang bersifat produktif

Impikasi terhadap kurikulum
Kurikulum disusun sedemikian rupa untuk membentuk manusia yang terampil dan produktif. Para lulusan dituntut agar dapat bekerja sebagai manusia terlatih, dan oleh karenanya pendidikan dititikberatkan pada pendidikan vokasional, sedangkan pendidikan umum diabaikan.kelemahan lainnya ialah nilai-nilai manusia dan kultural diabaikan, dan sistem pendidikan cenderung bersifat otokratis.

b.        Pendekatan Demokratis
Pendekatan ini dilandasi oleh pemikiran yang bersifat politis. Kritik yang dilemparkan oleh pendekatan ini terhadap pendekatan-pendekatan sebelumnya ialah bahwa pendekatan produktif terlalu mengekang anak. Yang penting anak harus diberi kebebasan untuk berkembang dan mampu berpikir inteligen dalam kehidupan masyarakat.
Ciri-ciri pendekatan demokratis, ialah :
1)        Berorientasi pada kehidupan demokrasi, yang mengutamakan prinsip kebebasan bagi setiap orang.
2)        Pendekatan bertujuan mempersiapkan warga negara yang cerdas (intelegen) dan berkepribadian, yang mampu berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat.
3)        Pendidikan berinteligensi berguna bagi anak, baik sebagai manusia maupun untuk kepribadiannya sebagai warga masyarakat.
4)        Nilai-nilai manusia, kultural dan kepentingan produktivitas mendapat perhatian yang seimbang.
5)        Setiap anak mendapat kesempatan yang sama untuk berkembang sesuai dengan emampuannya masing-masing.
6)        Demokrasi yang berlaku disekolah-sekolah kita adalah demokrasi berlandaskan Pancasila.
Implikasi Terhadap Kurikulum
Kurikulum disusun dengan maksud mengembangkan manusia-manusia demokratis yang menitikberatkan pada pengembangan intelegensia dan kepribadian. Program pendidikan meliputi pendidikan umum (pengembangan inteligensi dan kepribadian) dan pendidikan vokasional(pengembangan profesi). Metode yang digunakan adalah profesi kelompok, pemecahan masalah (problem solvingI) dan discovery. Pendekatan ini merupakan kombinasi antara pendekatan produktif dan humanistik.
c.         Pendekatan Humanistik
Pendekatan humanistik menitikberatkan pada nilai-nilai manusiawi, dan nilai-nilai kultural pada pendidikan. Kepribadian manusia yang sesuai dengan nilai-nilai masyarakat dan kultural adalah diatas seglanya.
Ciri-ciri pendidikan humanistik
1)      Berorientasi pada kultural, sistem nilai dan norma-norma dalam masyarakat.
2)      Pendidikan terutama menekankan pada pembentukan kepribadian yang bauk.
3)      Menilai manusia yang pada dasarnya, adalah baik dan oleh karenanya perlu diberi lingkungan yang baik untuk mempertahankan nilai nilai manusiawinya.
4)      Sekolah sangat dipengaruhi, bahkan ditentukan oleh suasana masyarakat sekitarnya, bahkan merupakan cerminnya masyarakat.

Implikasi terhadap kurikulum
Karena tujuan utama adalah pembentukan manusia berkepribadian yang sesuai dengan nilai nilai dan norma, masyarakat, maka program pendidikan umum, mendapat prioritas dalam kurikulum. Dalam hubungan ini metode ekspositori dan memainkan peranan lebih banyak digunakan dibandingkan dengan sistem penyampaian lainya. Salah satu kelemahan dari pendidikan humanistik adalah kurang memperhatikan pendidikan keterampilan kerja.

2.        Pendekatan sistematik, Romantik dan modern
Ketiga model pendekatan tersebut dipergunakan dalam pengembangan kurikulum.
a.         Pendekatan sistematik (Klasik)
Pendekatan ini berpijak pada asumsi bahwa siswa adalah instrumen yang pasif, mampu belajar dan menerima pengarahan, tetapi belum matang memulai kegiatan-kegiatan yang bermakna. Karena siswa dianggap sebagai benda yang pasif, maka peranan guru sangat menonjol, bahkan sangat menentukan bagi siswa. Sesuai dengan pendekatan ini, guru berperan sebagai otokrat yang berusaha merealisasikan tujuan dengan cara memotivasi, mengontrol dan memodifikasi tingkah laku siswa hanya dengan berbicara.
Ciri-ciri pendekata ini adalah sebagai berikut :
1.        Pengajaran berlangsung secara klasikal
2.        Kepemimpinan kelas bersifat otokratis
3.        Guru bersifat konservatif
4.        Pengajaran menitikberatkan pada mata pelajaran
5.        Guru mendominasi kelas
6.        Guru menggunakan alat bantu/ peraga
7.        Guru yang paling aktif
8.        Pengajaran berorientasi pada tugas
Implikasi terhadap kurikulum
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, jelaslah bahwa kurikulum tersusun dari sejumah mata pelajaran, kemudian dianalisis menjadi bagian-bagian, dipresentasikan menjadi topik-topik yang teerlepas satu dengan lainnya. Berdasarkan topik-topik tersebut diidentifikaikan tujuan-tujuan tingkah laku. Kemudian topik-topik itu disusun dalam urutan cara mengajar yang dianggap terbaik yang dilaksanakan dalam kelas, serta menilai keberhasilan siswa.
Dalam kurikulum ini tercermin sifat/sikap/perilaku guru yang otokratif, konservatif, dominasi, disiplin ketat, statis, persaingan siswa.
b.        Pendekatan Romantik
Pendekatan ini berpijak pada asumsi, bahwa parsiswa datang ke sekolah sudah memiliki bekal berupa sikap-sikap, nilai-nilai dan cita-cita bahwa mereka harus dimotivasi ke arh cita-cita yang mendorong mereka berpartisipasi dan bahwa ada kesejajaran antara cita-cita pribadi dan cita-cita masyarakat.
Pendekatan ini sebenarnya merupakan reaksi terhadap pendekatan klasik. Menurut pendekatan romantik, pendidikan yang berbentuk tradisional hanya merealisasikan sebagian saja dari potensi anak. Pendkatan ini berpusat pada siswa.
Ciri-ciri pendekatan romantik adalah :
1.      Belajar secara indiidual
2.      Menekankan pada metode
3.      Pengajaran berpusat pada anak
4.      Menggunakan discovery learning
5.      Siswa bersikap reaktif
6.      Melaksanakan kerjasama
7.      Anak diarahkan oleh dirinya sendiri
8.      Kebebasan perorangan

Implikasi terhadap kurikulum
Kurikulum sepenuhnya disusun berdasarkan kebutuhan, minat dan masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa. Para siswa bebas memilih program yang yang sesuai dengan minat dan keinginannya.

c.         Pendekatan Modern
Pendekatan modern merupakan kombinasi antara kedua pendekatan sebelumnya. Semua anak adalah pembuat keputuan dan para pemecah masalah. Proses dipandang sebagai sentral untuk menjelaskan tingkah laku. Masalah merupakan kunci dimana proses dimulai, karena itu pula cara penyelesaian masalah pun berbeda satu sama lain. Semua metode, prosedur dan sumber dapat dipergunakan dan masing-masing mempunyai peranannya.
Ciri-ciri pendekatan modern, adalah :
1.        Pengelompokkan para siswa secara fleksibel
2.        Semua siswa dituntut agar berpartisipasi secara aktif dalam proses belajar
3.        Suasana kelas berlangsung dalam suasana liberal
4.        Mengutamakan pada proses belajar
5.        Kegiatan belajar pada inquiry
6.        Mempergunakan semua sumber belajar yang mungkin
7.        Menitikberatkan pada belajar pengalaman, bukan pada isi pelajaran atau metode mengajar
8.        Semua siswa didik agar kreatif
9.        Anak bersikap transaktif (saling aksi dan mereaksi)
10.    Siswa dihadapkan pada tingkat probabilitas/ kemungkinan yang menuntut pilihan
11.    Hubungan dikalangan siswa terarah pada pertumbuhan/ perkembangan, dimana persaingan antara kelompok dan kerja kelompok dapat dilaksanakan
12.    Menekankan pada tanggung jawab
13.    Siswa bekerja sama dengan rekan dan gurunya

Implikasi terhadap kurikulum
Dewasa ini pendekatan modern landasan utama dalam pengembangan kurikulum untuk menyalurkan tuntutan-tuntutan ini, maka organisasi kurikulum disusun berdasarkan pola general special interest eduction. Bentuk kurikulum yang serasi dengan pola tersebut adalah kurikulum terintegrasi yang diimplementasikan ke dalam sistem pengajaran. Para siswa bukan saja dikembangkan sebagai suatu kepribadian yang bulat, akan tetapi juga dipersiapkan sebagai pribadi yang mampu bekerja di masyarakat. Selain itu, pendekatan modern memungkinkan kerjasama antara sekolah dan masyarakat.

3.        Pendekatan Direktif, In Service dan Sistem
Pendekatan direktif adalah pendekatan yang di tentukan oleh atasan, sedangkan para guru hanya menerima perintah. Para guru tidak pernah dipersiapkan untuk melaksanakan kebijakan itu sebelumnya. Pendekatan In service lebih menekankan pada pengembangan staf sebagai langkah permulaan dalam perbaikan kurikulum. Pendekatan sistem adalah usaha yang dilakukan secara terpadu.  Sistem adalah suatu keseluruhan, dimana didalamya terdapat berbagai komponen yang satu sama lain saling berinteraksi, berinterrelai dan berinterdepedensi, baik antara komponen-komponen maupun antara komponen dan keseluruhan.

No.
Pendekatan
Tujuan, Isi, Pola
1.
Produktif
Mempersiapkan tenaga yang berketerampilan produktif
2.
Demokrasi
Memperiapkan tenaga yang berkepribadian
3.
Humanistik
Mempersiapkan lulusan yang memiliki kepribadian sesuai dengan system nilai dan kebudayaan masyarakat
4.
Sistematika/Klasifikasi
Mempersiapkan lulusan menguasai pengetahuan dalam mata pelajaran
5.
Romantik
Mempersiapkan lulusan sesuai dengan romantika manusiawi
6.
Modern
Mempersiapkan lulusan yang mampu hidup dalam masyarakat yang dinamis
7.
Direktif
Mempersiapkan lulusan yang sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telahh ditetapkan oleh pemerintah pusat
8.
In Service /  Pengembangan Staf
Mempersiapkan lulusan dengan cara terlebih dulu mengembangkan staf pengajar
9.
Studi Kelompok
Mempersiapkan lulusan melalui kurikulum yang disusun berdasarkan pemikiran ilmuwan
10
Sistem Pendidikan
Mempersiapkan lulusan dengan mempertimbangkan semua komponen pendidikan



BAB III
PENUTUP
A.    KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa:
1.       

B.     SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas, saran yang dapat penulis berikan adalah sebagai berikut:
1.      Pembaca diharapkan mengetahui dan memahami
2.      Pembaca diharapkan mengetahui dan memahami








DAFTAR PUSTAKA






[1] Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet ke-3 ,h. 189-190.
[2]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar